Hari hari sekolahku berjalan seperti biasa, mebosankan. Sekarang aku sudah kelas 2 Sma, kelasku di lantai 2 gedung sebelah kanan. Lumayan jenuh saat berjalan masuk kelas, soalnya banyak Iorong dan tangga yang menikung tak tentu arah. Yah, sekolahku seperti puzzle. Designnya seperti permainan get rich. Berkotak kotak sekelilingnya dan di tengah tempat menaruh dadu hidupmu.
Dan telah sampai lah perjalanan penuh deritaku menuju kelas paling berisik didunia fana. Bersiap memasuki derita baru, kelas 2e. Terdiri dari 25 murid, 7 laki-laki, 15 wanita, dan 3 trap. Tempat dudukku terletak di urutan ke 3 dekat cendela, sangat nyaman untuk melihat keluar gedung dan menembaki murid murid yang sedang berolah raga.
Aku sangat tidak bersyukur berada dikelas ini, karena sad duduk didepanku. Hei kau manusia badak, kenapa tak kau terjun saja dari himalaya lalu masuk hutan atau lari kepantai mengejar rangga. Ah sudahlah.
" selamat pagi zuben ", suara emak emak menyapaku. Aku tak menghiraukan.
" zuben!!! Ih, kamu ini. Zubennnn!!! SELAMAT PAGI!!!" Teriaknya di telingaku.
Aku sudah terbiasa dengan keadaan ini, dimana orang berteriak terhadapku, membentak dan akhirnya bilang. MATI SAJA KAU SANA.
yah, yah aku tahu. Tidak mungkin ada yang sampe bilang begitu sih.
" Zuben!" dia menarik earphone yang berada ditelingaku dengan paksa.
"Iya iya, selamat pagi. Bocah hutan ". Aku malas ngeladenin orang itu.
Orang itu terlihat memoncongkan bibirnya. Dengan rambut ponytail begitu sangat mirip dengan dessy duck, sungguh mirip.
" zuben, kau ingin mati?" mata sipit itu menggambarkan seekor naga siap menerkam kelinci kecil.
" iya, iya maaf. Selamat pagi neng puji. "
" pake senyum!!!" hentaknya.
Terpaksaku lekukan bibir perawan ini atas kehendaknya.
Sabtu, 20 Desember 2014
Secret guardian : chapter 2 berikutnya
Kamis, 18 Desember 2014
Secret guardian, chapter 1 tersadar
Orang tua selalu bilang, hari senin hari yang baik. Yah, aku harap juga begitu. Aku tak mengharap apapun sih. Namun aku harus bergegas berangkat sekolah lebih awal untuk piket harian dan mengisi pr musim panasku tentunya. Hari ini adalah upacara pembukaan semester baru, aku tak sabar melihat muka-muka busuk murid senior dan muka muka unknow murid baru.
"Zu, oiii tunggu. Kita berangkat bareng!". Terdengar suara dari orang aneh berkacamata melambaikan tangan sambil berlari seakan bunga bangkai bertebaran disisinya. Aku hanya menoleh sedikit, lalu bergegas pergi tanpa perdulikan orang itu. "Oiii tungguin" ia berucap lagi. Aku hanya mendengus saja lalu berhenti. Aku sedang tak ingin terlibat masalah dengan orang konyol itu.
Namanya Sad` Al Melik, cukup nyentrik namanya. Anggap saja dia teman semasa kecilku, dan anggap saja dia sahabatku. Walaupun aku tak mau mengakuinya sih. Dia hanya mahluk bertopeng tebal bermuka badak, dan aku sangat tak suka itu. Pandangan hidupnya sama persis dengan ku, yah dunia ini sangat busuk. Aku lebih memilih muka jujur dalam keseharaianku, aku bahkan jarang tersenyum kepada orang lain. Sedang dia lebih memilih menutup nya dengan senyum kebo terlindas kereta.
" kau sudah ngerjain pr?" sad mulai pasang muka.
" belum, kau tahu kebiasaanku kan?"
" kita memang sehati bro, lalu? Tunggu apa lagi, cepetan keburu jam 6 ini!". Dia yang telat, malah dia yang nyuruh cepet. Benakku tak tenang melihat peringainya.
*****
" syukurlah, kelar juga. Dengan ini kita bisa terbebas dari manusia baja itu.". Apa yang dikatakan sad memang benar, dunia ini akan lebih buruk saat bertemu manusia baja. Tanpa sadar aku pun, mengangguk.
" sampai sekarang kita belum menentukan pilihan klub kan? Kau mau ikut yang mana? Aku ngikut bareng kamu saja lah!?".
Sungguh orang ini tak punya pendirian.
" entah lah, aku tak berminat mengikutinya. Lagian sudah terlalu terlambat untuk kita. " timpalku.
Dia hanya terdiam lalu tersenyum, dan lekas bergegas menarikku pergi ke upacara pembukaan.
*****
Aku berlarian sepanjang lorong ruang aula besar tempat diadakannya upacara pembukaan, gedung ini terletak tepat di tengah sekolahku yang luas. Di sekelilingnya banyak lorong lorong yang menghubungkan banyak lapangan olah raga. Sekolahku termasuk sangat elite, fasilitas didalamnya sangat lengkap. Sayangnya tak menganut sistem kasta seperti di baka to test. Aku cukup bersyukur sih, aku bisa sekolah disini.
Aku berlari dalam lamunan, dan tepat di pertigaan menuju ruang aula. Sesosok wanita mungil manis menunjukan wujudnya. Ia mengenakan setelah putih biru seragam sekolahku. Dan saat aku tersadar, "braaakkkkkkckkk!!!!" . aku tak bisa mengerem tepat waktu dan akhirnya menabrak gadis itu dengan telak. Kami berdua terjatuh terpisah, sayangnya ini bukan cerita komedi romantis yang bila ada ora bertabrakan maka yang satu diatas menindih yang dibawah dan akhirnya mereka berciuman. Ahhh... Kukutuk kau masa muda. Mati saja kau sana.
" aaa.. Ehh.. Maaf. Kamu tak apa?" tanyaku padanya. Padahal aku tahu, itu pasti sakit sekali. Kulihat tangannya memar karena membentur dinding.
"Kamu tak apa? Maaf aku tadi sedang mengejar pencuri reputasiku". Ah, bicaraku ngelantur.
" mau aku antar ke uks?" aku semakin bingung pada reaksinya. Di mengeluarkan senyum aneh, dan berucap.
" sebelum menanyakan keadaan orang lain, cobalah cek keadaanmu sendiri,zu. ". Ucapnya meremehkanku sambil menunjuk jidatku.
Saat menabrak tadi aku seperti otomatis melindungi dia jatuh. Dan akhirnya kepalaku yang terbentur tembok.
" aku tak apa kok, ayo ke uks. ", akhirnya kita ke uks, aku hanya menemelkan plester ke kepalaku dan langsung bergegas ke aula. Dalam perjalanan kembali ke aula, aku teringat katakatanya barusan. "Zu". Ehh.. Ko bisa dia tahu namaku. Hanya sedikit orang yang aku bolehkan memanggilku zu. Orang biasa hanya memanggilku ben atau . Ah aku tak mau ambil pusing, siapapun engkau itu urusan nanti.