Selasa, 27 Oktober 2015

Arigato

Dear pecahan hatiku,

Salam hormat dari raga tanpa jiwa yang terkoyak. Untuk mengahadapi derai keluhan yang terhimpun sejak setahun yang lalu dan masih berlaku untuk sekarang. sehubungan pula dengan keterlibatan rasa gundah tanpa kata fin seperti dalam film latin. Yang sedia kiranya menanggapi ketidak sesuain rasa dalam hati, dan beradu dengan aspal kehidupan.

Nestapa tanpa bahagia, apa kabar? Lama tak bersua dan memporak porandakan kamar jiwa. Seperti yang kau rencanakan, aku disini selepas kau tinggal tak berdaya dan masih tetap tak berdaya. Haha... Menyenangkan bukan, sebuah ilusi samar yang setelah sadar dibuang ke jurang. Yah aku paham akan barang yang tidak original. Masih sering kah kau melakukan itu?

Dini hari yang kelam tanpa harap ini ku persembahkan hanya untuk kegelapan yang selalu dalam hinaanmu.
Ahh... Aku sungguh bahagia akan hal itu. Tak ku sangka dibalik pantai yang ku singgahi setelah menempuh badai dan tsunami hanyalah sebuah pajangan etalase toko. Hingga kemarin yang akan datang pun aku masih berpikir bahwa ini hanya satu bagian dari ilusimu. Dan yah jangan lupa, sempatkan lah mampir ke kubangan harapan ini. Cabutlah duri itu yang kau tinggal, jumlahnya mungkin satu triliun kuadrat loh?

Ada beberapa hal yang hendak aku beritahukan kepada engkau, sang dewi patah hati. Bulan kemarin aku ulang tahun loh yang ke 23? Terima kasih untuk hadiahnya, aku sedikit malu membukanya. Tanpa ku buka pun tahu pasti hadiah apa yang kau anugrahkan. Yap,,, sebuah kekosongan tiada batas dengan sayatan luka bertabur garam air mata bukan? seperti yang dulu itu kau pergi kan.... Hahaha Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar